(QS. Al-A’raaf: 179)
Neraka Jahannam adalah tempat paling
dahsyat dan mengerikan yang diciptakan secara khusus oleh Allah SWT.
Neraka Jahannam laksana penjara super raksasa bagi orang-orang yang
menganggap remeh berita tentang pengadilan akhirat. Di alam akhirat,
tempat itu kelak disediakan bagi manusia yang durhaka kepada syariat
Allah SWT, mengingkari Rasulullah SAW, senang bermaksiat, gemar
melakukan dosa, dan orang yang bersikap sombong. Mereka mengakui bahwa
ketika di dunia tidak mau mendengar dan tidak berpikir. Padahal,
pendengaran dan berpikir ialah landasan ilmu, dan dengan keduanya ilmu
bisa didapatkan.
Para ulama terkemuka mensinyalir, letak
tempat yang menjadi lambang kehinaan dan kerugian terbesar tiada taranya
itu berada di dasar bumi yang ketujuh. Untuk mengetahui luas dan
besarnya, berikut ini keterangan dari sebuah hadis Qudsi. Hadis Qudsi
ialah hadis yang disampaikan Rasulullah SAW, namun materi atau isinya
berasal langsung dari Allah SWT. Neraka Jahannam mempunyai 7 tingkat.
Setiap tingkat memiliki 70.000 daerah. Setiap daerah meliputi 70.000
kampung. Setiap kampung mencakup 70.000 rumah.
Setiap rumah mempunyai 70.000 bilik.
Setiap bilik memiliki 70.000 kotak. Setiap kotak meliputi 70.000 batang
pokok zarqum. Di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70.000 ekor ular.
Di dalam mulut setiap ular yang panjang 70 hasta mengandung lautan racun
yang hitam pekat. Di bawah setiap pokok zarqum juga mempunyai 70.000
rantai. Setiap rantai diseret oleh 70.000 malaikat.
Luas dan besar Neraka Jahannam juga bisa
diukur dari besarnya tubuh para penghuninya yang seketika berubah
drastis. Gigi geraham penghuninya sebesar Gunung Uhud. Jarak antara
kedua pundaknya sama dengan perjalanan 3 hari. Tempat duduknya sejauh
Kota Mekkah dan Madinah. Bahkan, seandainya seorang penduduk neraka
menangis, maka air matanya yang menetes dapat menjadikan sebuah perahu
berlayar di atasnya. Allah SWT pun sudah menggambarkan keadaannya,
sebagaimana tertuang dalam ayat-ayat Al-Quran.
Tujuh Pintu yang Berbeda
Neraka Jahannam memiliki tujuh pintu. Tiap-tiap pintu telah ditetapkan bagi golongan yang akan memasuki dan menghuninya. Allah SWT berfirman: “Dan sesungguhnya Neraka Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut setan) semuanya. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.” (QS. Al-Hijr: 43-44)
Neraka Jahannam memiliki tujuh pintu. Tiap-tiap pintu telah ditetapkan bagi golongan yang akan memasuki dan menghuninya. Allah SWT berfirman: “Dan sesungguhnya Neraka Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut setan) semuanya. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.” (QS. Al-Hijr: 43-44)
Ketika Malaikat Jibril turun membawa ayat
tersebut, Rasulullah SAW memintanya untuk menjelaskan kondisi neraka.
Malaikat Jibril menjawab, wahai Nabi Allah, sesungguhnya di dalam neraka
ada tujuh pintu. Jarak antara masing-masing pintu sejauh tujuh puluh
tahun. Setiap pintu lebih panas dari pintu yang lain. Semua pintunya
berdiri kokoh dan akan selalu tertutup rapat, sebelum dimasuki oleh para
penghuninya. Malaikat Jibril menyebut ketujuh pintu yang dimaksud.
Pintu pertama bernama Neraka Hawiyah bagi
kaum munafik dan kafir. Pintu kedua dikenal Neraka Jahim bagi kaum
musyrik yang menyekutukan Allah SWT. Pintu ketiga disebut Neraka Saqar
untuk kaum Sabian (penyembah api). Pintu keempat dinamakan Neraka Ladza
bagi setan dan para pengikutnya serta penyembah api. Pintu kelima
bernama Neraka Huthamah bagi kaum Yahudi. Pintu keenam disebut Neraka
Sa’ir bagi kaum kafir.
Tatkala sampai pada penjelasan pintu yang
ketujuh, Malaikat Jibril terdiam. Rasulullah SAW memintanya untuk
menjelaskan pintu yang ketujuh. Malaikat Jibril menjawab, pintu ini
untuk umatmu yang angkuh, yang mati tanpa menyesali dosa-dosanya dan
belum mau bertaubat. Namanya pintu Neraka Jahannam. Rasulullah SAW lalu
mengangkat kepalanya. Beliau begitu sedih sampai jatuh pingsan. Ketika
siuman, beliau berkata, wahai Jibril, sesungguhnya kedatangan engkau
telah menyebabkan kesusahanku dua kali lipat. Akankah umatku masuk
neraka? Malaikat Jibril tidak menjawab. Rasulullah SAW kemudian mulai
menangis.
Setelah kejadian itu, Rasulullah SAW
tidak mau berbicara dengan siapapun selama beberapa hari. Rupanya beliau
sangat sedih. Ketika melaksanakan shalat, beliau menangis dengan
tangisan yang sangat memilukan. Karena tangisannya ini, semua sahabat
mendadak ikut menangis. Mereka memberanikan diri bertanya, mengapa
engkau begitu berduka, ya Rasulullah? Namun, Rasulullah SAW tidak
menjawabnya, walau sepatah kata pun.
Saat itu, Ali bin Abi Thalib sedang pergi
melaksanakan satu misi. Maka, para sahabat ramai-ramai pergi menghadap
Fatimah Az-Zahra, putri kesayangan Rasulullah SAW. Mereka mendatangi
rumahnya. Ketika itu Fatimah sedang mengasah gerinda sambil membaca ayat
“Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.” (QS.
Al-A’la:17). Para sahabat pun menceritakan keadaan ayahnya (Rasulullah
SAW). Setelah mendengar semua itu, Fatimah segera bangkit. Ia lalu
mengenakan jubahnya yang memiliki dua belas tambalan yang dijahit dengan
daun pohon korma.
Seorang sahabat Rasulullah SAW bernama
Salman Al-Farisi yang hadir bersama orang-orang ini terusik hatinya
setelah melihat jubah Fatimah. Spontan ia berkata, sungguh kasihan
Fatimah. Putri-putri kaisar dan kisra (penguasa Persia kuno) duduk di
atas singgasana emas. Sementara putri Rasulullah SAW ini tidak mempunyai
pakaian yang layak untuk dipakai. Fatimah mendengar sendiri ucapan
Salman tersebut, namun tidak ditanggapinya dan tidak merasa tersinggung.
Fatimah terus melangkahkan kakinya.
Ketika sampai di hadapan Sang Ayah,
Fatimah melihat keadaannya begitu menyedihkan. Keadaan para sahabatnya
juga tidak berbeda. Fatimah berkata, wahai Ayahanda, Salman Al-Farisi
terkejut setelah melihat jubahku yang sudah penuh dengan robekan. Aku
bersumpah, demi Tuhan yang telah memilihmu menjadi Nabi. Sejak lima
tahun lalu, kami hanya memiliki satu helai pakaian di rumah. Pada waktu
siang, kami memberi makan unta-unta. Pada waktu malam, kami
beristirahat. Anak-anak kami tidur beralaskan kulit dengan daun-daun
kering pohon kurma. Rasulullah SAW kemudian berpaling ke arah Salman dan
bertanya, apakah engkau memperhatikan dan mengambil pelajaran?
Fatimah melihat wajah Sang Ayah menjadi
pucat. Pipinya terlihat cekung. Kedua matanya sembab, akibat tangisan
yang tidak terhenti. Sampai-sampai diketahui, tempat Rasulullah SAW
duduk telah menjadi basah dengan banyaknya air mata yang mengalir.
Fatimah berkata kepada Ayahnya, semoga hidupku menjadi tebusanmu,
mengapa Ayahanda menangis?
Rasulullah SAW menjawab, ya Fatimah,
mengapa aku tidak boleh menangis? Sesungguhnya Malaikat Jibril telah
menyampaikan kepadaku sebuah ayat yang menggambarkan kondisi neraka.
Neraka mempunyai tujuh pintu. Pintu-pintu itu mempunyai tujuh puluh ribu
celah api. Pada setiap celah, ada tujuh puluh ribu peti mati dari api.
Setiap peti berisi tujuh puluh ribu jenis azab.
Setelah mendengar semua ini, Fatimah
berseru, sesungguhnya orang yang dimasukkan ke dalam api ini pasti
menemui ajal!. Setelah mengatakan ini, Fatimah pingsan. Ketika sadar,
Fatimah berkata, wahai yang terbaik dari segala makhluk, siapakah yang
patut mendapat azab yang seperti itu? Rasulullah SAW menjawab, umatku
yang mengikuti hawa nafsunya dan tidak memelihara shalat. Azab ini tidak
seberapa bila dibandingkan dengan azab-azab yang lainnya.
Begitu mengetahui hal tersebut, setiap
sahabat Rasulullah SAW selalu menangis. Mereka meratap, derita
perjalanan alam akhirat sangat jauh, sedangkan perbekalan sangat
sedikit. Sementara sebagian sahabat lagi menangis seraya berkata lirih,
seandainya ibu kami tidak melahirkan kami, maka kami tidak akan
mendengar tentang azab ini. Sahabat bernama Ammar bin Yasir berkata,
andaikan aku seekor burung, tentu aku tidak akan ditahan (pada hari
kiamat) untuk dihisab.
Sahabat bernama Bilal bin Rabah yang
tidak hadir pada kesempatan itu, hari berikutnya datang kepada Salman
Al-Farisi. Ia bertanya sebab-sebab duka cita itu. Salman menjawab,
celakalah engkau dan aku. Sesungguhnya kita akan mendapat pakaian dari
api, sebagai pengganti dari pakaian katun ini. Kita akan diberi makanan
dengan pohon zaqqum (pohon beracun di neraka). Saat itu, Bilal tak mampu
lagi berkata apapun. Ia benar-benar terdiam. Hanya air matanya yang
mengalir di kedua pipinya. Seakan-akan lidahnya kelu.
Pemandangan Neraka Jahannam
Di dalam Neraka Jahannam terdapat pemandangan-pemandangan aneh, yang belum pernah terjadi ditempat manapun. Pertama, sebuah gunung api bernama Shu’uda. Allah SWT memerintahkan orang-orang kafir untuk mendakinya. Mereka menuruti perintah Allah SWT, tanpa berani membantah-Nya. Tetapi, setiap kali mereka meletakkan tangannya di atas gunung itu, maka tangannya langsung meleleh. Ketika diangkat, tangannya kembali utuh seperti semula. Mereka akan menghabiskan waktu selama 70 tahun untuk mendakinya. Untuk menuruninya, mereka juga butuh waktu selama 70 tahun.
Di dalam Neraka Jahannam terdapat pemandangan-pemandangan aneh, yang belum pernah terjadi ditempat manapun. Pertama, sebuah gunung api bernama Shu’uda. Allah SWT memerintahkan orang-orang kafir untuk mendakinya. Mereka menuruti perintah Allah SWT, tanpa berani membantah-Nya. Tetapi, setiap kali mereka meletakkan tangannya di atas gunung itu, maka tangannya langsung meleleh. Ketika diangkat, tangannya kembali utuh seperti semula. Mereka akan menghabiskan waktu selama 70 tahun untuk mendakinya. Untuk menuruninya, mereka juga butuh waktu selama 70 tahun.
Kedua, lembah Al-Ghayy di dasar Jahannam
yang dialiri nanah bercampur darah dari para penghuni neraka. Lembah ini
disediakan bagi orang-orang yang meremehkan shalat lima waktu dan
mengikuti nafsu syahwatnya. Ketiga, lembah Atsam yang berisi ular dan
kalajengking. Lembah ini diperuntukkan bagi orang-orang yang berbuat
syirik, berzina dan membunuh jiwa lain tanpa hak. Keempat, lembah
Maubiqa yang sepenuhnya berisi nanah. Allah SWT menyiapkannya untuk
orang-orang yang menyembah berhala.
Kelima, sebuah rumah bernama Al-Falaq.
Jika pintunya dibuka, maka seluruh penduduk neraka akan menjerit karena
tidak mampu menahan panasnya. Keenam, penjara Bulas, dimana orang-orang
yang menyombongkan diri akan digiring seperti semut-semut kecil
berbentuk manusia. Mereka diselimuti kobaran api dan terbenam dalam
keringat dan nanah yang bercampur darah penduduk neraka.
Selain pemandangan menjijikan di atas,
Neraka Jahannam memiliki belenggu. Pertama, Al-Aghlal, yaitu belenggu
dari besi membara yang dipasang di leher penduduk neraka. Kedua,
Al-Ashfad, yaitu tali api yang sangat kuat, sehingga membuat seseorang
tak berdaya sama sekali. Ketiga, As-Salasil, yaitu rantai besi yang
panjangnya 70 hasta. Sementara cambuk Neraka Jahannam terbuat dari
besi-besi panas.
Seluruh tempat tersebut dijaga oleh para
malaikat yang memiliki karakter keras dan kasar. Mereka tidak bisa
diajak kompromi, apalagi disuap atau diberi uang. Sosok mereka tegak
berdiri menjaga api yang terus menyala-nyala. Perawakannya besar.
Ekspresi wajah dan suaranya amat garang. Mereka sangat patuh kepada
Allah SWT, dan tidak mungkin membangkang-Nya.
Surat At-Tahrim ayat 6 sudah
mengingatkan: “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.
Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar lagi keras, yang tidak
mendurhakai Allah SWT terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Jumlah malaikat yang ditugaskan oleh
Allah SWT untuk menjaga setiap neraka kurang lebih sebanyak sembilan
belas. Surat Al-Muddatstsir ayat 26 sampai 30 menggambarkannya demikian:
“Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar. Tahukah kamu apa
(neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan.
Neraka Saqar adalah pembakar kulit manusia, di atasnya ada sembilan
belas (malaikat penjaga).”
Apakah penduduk Neraka Jahannam tidak
makan dan minum? Ternyata mereka tetap membutuhkan makan dan minum.
Hanya saja, Allah SWT menyediakannya dalam rupa-rupa yang menyeramkan.
Pertama, pohon Zaqqum. Mayangnya seperti kepala setan. Tumbuh di bawah
dasar neraka. Setiap orang yang memakannya, maka ususnya akan terburai.
Kedua, pohon Dhari, yaitu pohon duri yang sangat keras. Ia tidak dapat
menggemukkan dan tidak menghilangkan lapar. Ia justru menyumbat
tenggorokan. Dengan kata lain, ia tidak keluar dan tidak juga masuk ke
dalam perut.
Ketiga, Ghislin, yaitu nanah bercampur
darah yang keluar dari tubuh penduduk neraka. Keempat, Al-Hamim, yaitu
air sangat panas yang akan disuguhkan dengan besi panas yang ujungnya
dibengkokkan. Kelima, Al-Ghassaq, yakni air sangat dingin yang berupa
nanah kental. Jika setetesnya ditumpahkan di Barat bumi, niscaya
penduduk sebelah Timur akan mencium baunya yang sangat busuk.
Keenam, Ash-Shadid, yaitu air nanah
bercampur darah. Ini akan membuat wajah peminumnya hangus. Sekaligus
membuat seluruh kulit kepala dan rambut mereka mengelupas. Meski begitu,
para penduduk neraka tetap memakan dan meminumnya. Sebab, tidak ada
pilihan makanan dan minuman lainnya. Sedang pakaian mereka berupa
Qathiran atau tembaga yang dilebur api. Perhiasannya besi panas yang
melengkung. Adapun tikar dan selimutnya berbentuk potongan-potongan api
(Mihad dan Ghawasy). Masing-masing bentuk maupun ukurannya hanya Allah
SWT yang tahu.
Manusia dan batu berhala yang dahulu
disembah orang-orang musyrik menjadi bahan bakar Neraka Jahannam. Satu
waktu Rasulullah SAW pernah ditanya oleh seseorang mengenai kadar hawa
dan suhu panasnya. Rasulullah SAW menjawab, “Api kalian yang ada
sekarang ini yang digunakan Bani Adam untuk membakar hanyalah 1/70 dari
api Neraka Jahannam.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW
bersabda, “Api Neraka Jahannam telah dinyalakan seribu tahun hingga
menjadi merah. Kemudian dibakar lagi selama seribu tahun hingga menjadi
putih. Kemudian dibakar lagi selama seribu tahun hingga menjadi legam,
seperti malam yang gelap gulita.” (HR Tirmidzi) Sahabat Umar bin
Khaththab mengatakan, seandainya Neraka Jahannam dibuka seukuran hidung
lembu di bumi sebelah Timur, dan ada seseorang di belahan bumi bagian
Barat, pasti otaknya akan meleleh karena tidak mampu menahan panasnya.
Di antara penyebab hawa dan panas Neraka
Jahannam sedemikian memuncak karena tidak berfungsinya 3 unsur pendingin
dari panas bagi manusia; air, angin dan naungan untuk berteduh. Air di
Neraka Jahannam adalah hamim (air panas yang menggelegak). Anginnya
berupa samum (angin yang rasanya amat panas). Sedang naungannya adalah
yahmum (naungan berupa potongan-potongan asap hitam yang juga membawa
panas).
Di Neraka Jahannam terdapat pula sumur
dan jurang. Kedalamannya sebagaimana digambarkan Rasulullah SAW. Seorang
sahabat bernama Abu Hurairah bercerita, pada suatu hari kami bersama
Rasulullah SAW. Lantas kami mendengar suara benda jatuh. Rasulullah SAW
bertanya, tahukah kalian, suara apakah itu? Kami menjawab, Allah SWT dan
Rasul-Nya lebih mengetahui. Rasulullah SAW bersabda, itu adalah suara
batu yang dikirim dari Neraka Jahannam sejak 70 tahun yang lalu.
Sekarang baru sampai ke dasar neraka.
Beraneka Siksa
Untuk siapakah semua itu diciptakan? Ayat Al-Quran dan hadis Rasulullah SAW sudah menegaskan, para penduduk neraka kelak terdiri dari berbagai golongan. Berikut ini di antara daftar calon penghuninya; orang yang musyrik, kafir, munafik, sombong, pemimpin zalim, koruptor, pezina, homoseks, peminum khamer (minuman keras), pemakai ganja dan narkotika, pemakan riba, pemain judi dan pemakan uangnya, serta pemakan harta anak yatim, tanpa alasan yang benar.
Untuk siapakah semua itu diciptakan? Ayat Al-Quran dan hadis Rasulullah SAW sudah menegaskan, para penduduk neraka kelak terdiri dari berbagai golongan. Berikut ini di antara daftar calon penghuninya; orang yang musyrik, kafir, munafik, sombong, pemimpin zalim, koruptor, pezina, homoseks, peminum khamer (minuman keras), pemakai ganja dan narkotika, pemakan riba, pemain judi dan pemakan uangnya, serta pemakan harta anak yatim, tanpa alasan yang benar.
Selain itu, pembunuh orang mukmin tanpa
hak, pelaku bunuh diri, orang yang tidak mau berjihad dan tidak mau
membantu kaum muslimin yang tertindas maupun diperangi. Orang yang
meninggalkan shalat wajib, tidak mau membayar zakat, tidak mau berpuasa
wajib, para dayyuts (orang yang membiarkan perbuatan maksiat terjadi di
hadapannya), dan anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, termasuk
penghuni Neraka Jahannam.
Hukuman atau siksaan yang ditimpakan
kepada mereka, tentu masing-masing kadarnya tidaklah sama. Semuanya
tergantung dari kesalahan dan besarnya dosa ketika diperbuat selama
hidup, setelah terlebih dahulu ditimbang pada hari penghitungan (hisab).
Namun, menurut Rasulullah SAW, seringan-ringan siksa adalah seseorang
yang memakai terompah (sepasang sandal) yang talinya terbuat dari bara
api neraka, sehingga menyebabkan otaknya mendidih. Dia mengira tiada
seorang pun yang menerima siksaan lebih dahsyat dari itu. Padahal,
dialah orang yang mendapat siksaan paling ringan. (HR. Bukhari dan
Muslim).
Al-Quran mengurai berbagai siksaan berat
yang terjadi di Neraka Jahannam. Beraneka siksaan ini tentu menunjukkan
tingkat kesalahan yang berbeda-beda di antara para penduduk neraka,
selain memperlihatkan kekuasaan Allah SWT. Pertama, kepala mereka akan
disiram air panas, sehingga melelehkan otak mereka. Begitu pula isi
perut dan kulit mereka, sebagaimana disinggung Surat Al-Hajj ayat 19-21:
“Inilah dua golongan (golongan mukmin dan
golongan kafir) yang bertengkar. Mereka saling bertengkar mengenai
Rabb (Tuhan) mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka
pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke
atas kepala mereka. Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada
dalam perut mereka dan juga kulit (mereka). Dan untuk mereka
cambuk-cambuk dari besi.”
Kedua, wajah mereka akan diseret di atas
bara api, juga dibolak-balik seperti daging bakar. Keterangan ini
disebutkan jelas oleh Surat Al-Ahzab ayat 66: “Pada hari ketika muka
mereka dibolak-balikkan ke dalam neraka. Mereka berkata, alangkah
baiknya andaikata kami taat kepada Allah SWT dan taat [pula] pada
rasul.”
Ketiga, wajah mereka akan dihitamkan
seperti tertutup kepingan malam yang gelap gulita. Surat Yunus ayat 27
menuturkan: “Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan, (mendapat)
balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. Tidak ada bagi
mereka seorang perlindungan pun dari (azab) Allah SWT. Seakan-akan muka
mereka ditutup dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gulita. Mereka
itulah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.”
Keempat, mereka dikepung api dari segala
penjuru, sebagaimana dikemukakan Surat Al-Kahfi ayat 29: “Sesungguhnya
telah Kami sediakan bagi orang-orang yang zalim itu neraka yang gejolak
apinya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka
akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang
menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk, dan tempat
istirahat yang paling jelek.” Surat Al-Ankabut ayat 55 dan Surat
Az-Zumar ayat 16 juga menyinggung hal yang tidak berbeda.
Kelima, api membakar hati, sehingga dari
hati mereka keluar api. Isi perutnya akan terburai dan terpencar.
Siksaan ini bagi penyembah berhala. Bagi orang yang bunuh diri dengan
menjatuhkan dirinya dari tempat yang tinggi, ia akan mendapat siksa
terjun dari atas neraka. Surat Ali Imran ayat 193 menegaskan: “Ya
Tuhanku, sesungguhnya barang siapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka,
maka sesungguhnya telah Engkau hinakan ia. Dan tidak ada bagi
orang-orang zalim seorang penolong pun.”
Perlu diketahui, penduduk neraka
selamanya tidak pernah mati. Siksaan pedihnya pun tidak pernah berhenti
walau sedetik, kecuali ada kebijakan khusus dari Allah SWT. Akibat
hukuman yang terus-menerus, wajah mereka cacat dan terbakar. Setiap
kulit mereka matang karena terbakar, maka Allah SWT akan mengganti kulit
yang baru. Begitulah seterusnya. Penduduk neraka juga akan mengeluarkan
bau yang sangat busuk dari sekujur tubuhnya.
Gema Neraka Jahannam
Suara Neraka Jahannam sangat mengerikan dan menggelegak. Kitab Bidayatul Hidayah menulis, gema nyala apinya dapat didengar sejauh 500 tahun perjalanan. Siapapun yang mendengarnya akan dibuat merinding, termasuk para malaikat yang bertugas di dalamnya, meski mereka telah mendapat perlindungan dari Allah SWT. Tak pelak para penghuninya merintih, menjerit serta melolong seperti keledai yang meringkik keras.
Suara Neraka Jahannam sangat mengerikan dan menggelegak. Kitab Bidayatul Hidayah menulis, gema nyala apinya dapat didengar sejauh 500 tahun perjalanan. Siapapun yang mendengarnya akan dibuat merinding, termasuk para malaikat yang bertugas di dalamnya, meski mereka telah mendapat perlindungan dari Allah SWT. Tak pelak para penghuninya merintih, menjerit serta melolong seperti keledai yang meringkik keras.
Para penghuni neraka akan menangis sampai
air matanya habis. Sehingga, yang keluar dari matanya berupa darah,
bukan air mata lagi. Rasulullah SAW bersabda: “Wahai manusia sekalian,
menangislah! Jika tidak dapat menangis, maka paksakan dirimu untuk
menangis! Karena sesungguhnya ahli neraka itu akan terus menangis hingga
air matanya mengalir di pipi masing-masing, seperti air yang mengalir
di sungai. Sampai air mata itu habis dan matanya pun pecah-pecah.
Seandainya ada perahu yang diletakkan di situ, niscaya berlayarlah ia.”
(HR Ibnu Majah)
Mereka sangat memohon agar dapat
dikeluarkan dari siksa neraka. Mereka benar-benar sudah tidak tahan.
Rasa putus asa, bahkan frustasi sudah mencapai puncaknya. Mereka
berjanji akan beramal shalih, jika dikembalikan ke alam dunia. Namun,
harapan mereka kosong, jelas tak berarti. Doanya pun sia-sia.
Keinginannya sebatas di lidah. Para malaikat penjaga berkata,
sesungguhnya kalian akan tetap berada di neraka ini.
Para penduduk neraka merasa iri dengan
apa yang Allah SWT telah berikan kepada penduduk surga. Penghuni surga
mendapatkan bonus besar berupa makanan, minuman dan fasilitias lainnya
yang sangat mewah, nikmat dan lezat. Semuanya gratis, tidak perlu beli.
Para penghuni neraka merengek-rengek. Mereka berkhayal, sekiranya di
antara penduduk surga ada yang mau memberikan sedikit saja makanan dan
minumannya kepada mereka, alangkah senangnya mereka.
Sebetulnya di antara penduduk surga ada
yang melihatnya dan merasa iba, hingga hampir-hampir memberikan
barang-barang miliknya. Namun, Allah SWT segera mengharamkan makanan dan
minuman itu bagi penduduk neraka. Surat Al-A’raf ayat 44 mengabadikan
suasana tersebut:
“Dan penghuni-penghuni surga berseru
kepada penghuni-penghuni neraka (dengan mengatakan): “Sesungguhnya kami
dengan sebenarnya telah memperoleh apa yang Rabb janjikan kepada kami.
Maka apakah kamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa (azab) yang Rabb
kamu menjanjikannya (kepadamu)”. Mereka (penduduk neraka) menjawab:
“Betul”. Kemudian seorang penyeru (malaikat) mengumumkan di antara kedua
golongan itu: “Kutukan Allah SWT ditimpakan kepada orang-orang yang
zalim”.
Penjelasan tersebut disambung dengan
makna Surat Al-A’raf ayat 50: “Dan penghuni neraka menyeru penghuni
surga: “Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah
direzekikan Allah SWT kepadamu”. Mereka (penghuni surga) menjawab:
“Sesungguhnya Allah SWT telah mengharamkan keduanya di atas orang-orang
kafir.” Demikianlah keadaan proses penyiksaan manusia di Neraka Jahannam
yang luar biasa mengerikan. Tidak ada seorang pun yang bisa membantu
maupun menolongnya, kecuali atas izin-Nya.
Air Mata Pemadam Api Neraka
Pada waktunya Allah SWT akan memberikan perintah kepada para malaikat untuk mengeluarkan para penghuni neraka yang patut mendapat rahmat-Nya. Mereka adalah orang yang tidak pernah menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun selama hidup di dunia. Mereka mengatakan bahwa tidak ada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah SWT.
Pada waktunya Allah SWT akan memberikan perintah kepada para malaikat untuk mengeluarkan para penghuni neraka yang patut mendapat rahmat-Nya. Mereka adalah orang yang tidak pernah menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun selama hidup di dunia. Mereka mengatakan bahwa tidak ada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah SWT.
Para malaikat segera mengenali mereka
melalui tanda bekas sujud yang ada pada keningnya. Hanya bekas sujudlah
bagian tubuh manusia yang tidak akan hangus dibakar api neraka. Sebab,
Allah SWT telah berjanji mengharamkan api neraka untuk tidak membakar
dan menghanguskannya.
Para malaikat segera mengeluarkan mereka
dalam keadaan yang sudah hangus. Tubuh mereka lalu disiram air kehidupan
atau air pemulihan. Akhirnya mereka tumbuh dan pulih kembali seperti
sediakala, laksana tumbuhnya biji-bijian setelah terjadi banjir besar,
dimana mereka tumbuh dalam keadaan masih muda dan besar. Allah SWT
selanjutnya memasukan mereka ke surga, setelah melewati proses
pengadilan yang sangat ketat dan menegangkan.
Para nabi dan rasul memang sudah dijamin
oleh Allah SWT langsung masuk surga, tanpa mampir dulu di neraka. Para
sahabat nabi, tabi’in, tabi’it tabi’in, ulama, dan orang shalih,
sayangnya belum tentu nasib mereka sama seperti nabi dan rasul. Apalagi
umat Islam secara keseluruhan. Sebab, semua itu rahasia dan hak mutlak
Allah SWT. Tetapi, setiap umat Islam sebetulnya bisa seperti para nabi
dan rasul. Syaratnya cuma satu, yakni meninggal dunia dalam keadaan
tidak punya dosa apapun. Kalau pun hanya membawa dosa sedikit, maka
harus bisa ditutupi dengan amalan pahala yang sangat banyak.
Selain itu, Rasulullah SAW bersabda,
tidak akan masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah
SWT, sehingga ada air susu kembali ke tempat asalnya. Dalam kitab
Daqa’iqul Akhbar diceritakan, kelak akan didatangkan seorang hamba pada
hari kiamat. Timbangan kejahatannya sangatlah berat. Ia telah
diperintahkan untuk dimasukkan ke dalam neraka. Tiba-tiba salah satu
rambut matanya berkata, “Wahai Tuhanku, Rasul Engkau Nabi Muhammad SAW
telah bersabda, siapa yang menangis lantaran takut kepada Allah SWT,
maka Allah SWT mengharamkan matanya itu ke neraka. Sesungguhnya aku
menangis karena amat takut kepada-Mu.”
Allah SWT lantas memutar kembali jejak
rekam kehidupan orang itu. Singkat cerita, akhirnya Allah SWT bersedia
mengampuni hamba itu dan menyelamatkannya dari api neraka berkat sehelai
rambut yang pernah menangis sebab benar-benar takut kepada Allah SWT.
Malaikat Jibril kemudian diperintahkan oleh Allah SWT untuk mengumumkan
bahwa telah selamat dari siksa neraka seorang Fulan bin Fulan sebab
sehelai rambutnya.
Untuk itu, Rasulullah SAW dan para ulama
mengajarkan, sikap atau posisi kita yang terbaik saat ini haruslah
berada antara dua perasaan, yaitu khauf (takut) dan raja’ (harapan).
Maksudnya, takut atas ancaman masuk neraka karena banyak dosa. Sementara
harapan akan mendapatkan ampunan dan kasih sayang Allah SWT.
Keseimbangan di antara keduanya akan melahirkan iman yang kuat dan rasa
cinta yang mendalam kepada Allah SWT.
Sebaliknya, jika hanya takut saja, nanti
akan menjadikan kita selalu berputus asa. Bila hanya harapan saja,
bisa-bisa kecewa di akhirat dan di dunia ini tidak pernah takut dosa.
Bagaimanapun, geliat kehidupan kita di dunia ini kelak akan dimintai
pertanggung jawabannya oleh Allah SWT. Mudah-mudahan kisah dan gambaran
tersebut membuat kita dan keluarga sadar serta semakin mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Semoga kelak kita semua dibebaskan oleh Allah SWT dari
azab Neraka Jahannam, amin. Wallahu a’lam bis showab.
Sumber : enterberita.com
0 komentar:
Posting Komentar